|
Kamis, 04 Oktober 2012 • 03.35 • 0 Sweet hearts Aku muak, sangat muak, kata-kata itu selalu saja ku lontarkan ketika kemarahanku memuncak dan tak dapat lagi dibendung. Tapi kali ini muak yang kurasakan benar-benar berbeda dari biasanya, kali ini seperti ada sesuatu yang mendorongku untuk menjauh darimu. Aku sendiri tak tahu apa sesuatu itu. Yang jelas, aku tak mengenali lagi sosokmu yang sekarang. Kamu berubah, berbeda, tak sama seperti dulu. Kamu, ya kamu, sedang pergi ke mana sosokmu yang dulu? Apakah sosokmu yang dulu akan kembali lagi ke dalam jiwamu? Sudah berkali-kali aku mencari, menggeledah, menengok ke dalam dirimu, tapi tetap saja aku tak dapat menemukan sosokmu yang dulu. Aku lelah untuk terus mencari sesuatu yang fana. Kini, aku cukup kesulitan untuk mendefinisikan perasaanku lagi. Semuanya sudah retak, hancur, dan bercampur tak beraturan. Aku dihimpit oleh sebuah dilema. Bagaimana bisa aku tetap berada di sisi seseorang yang sudah tak kukenali lagi. Bahkan akhir-akhir ini, aku sulit untuk bernafas lega. Dadaku sering merasa sangat sesak saat menerima kenyataan bahwa kamu telah berubah. Sayangnya, kamu tidak pernah merasakan kesepian yang kurasa saat kamu tak di sini. Sadarlah, dan beri sedikit peka untukku. Kamu yang sekarang adalah kamu yang sering menghempaskan perasaanku. Kamu yang sekarang adalah kamu yang sering meninggalkanku sendiri dalam pekatnya malam yang sunyi. Kamu yang sekarang adalah kamu yang tega membiarkanku memikul tangis sendiri. Kamu yang sekarang adalah kamu yang baru. Bukankah sesuatu yang "baru" harusnya lebih baik? Namun mengapa ini malah lebih buruk dari yang sebelumnya? Siapa yang telah mengajarimu untuk bermetamorfosis menjadi seseorang yang begitu mengecewakan? Entahlah, mungkin hanya kamu yang bisa menjawabnya.
|
|
Exchange link? tell me at my cbox...
0 Komentar:
Posting Komentar