Kayu-kayu terbujur kaku, lurus menegak di atas permukaan coklat basah seusai tarian gerimis menyapu rata tanah gersang. Masih teramati. Ia, sesosok bermatakan setetes embun dan memancarkan binar-binar telah perlahan menghilang tanpa permisi, lalu datang secara tiba-tiba lewat celah hati. Aku terpekik, mengenduslah hati dalam-dalam. Ritme yang menyeruakkan keabstrakan kini telah berganti dalam konkgkrit bersahut nyata nan tanya. Tak tertepis apalagi mengikis, justru memenjara kan kata yang seharusnya terucap dengan riang . Hingga sepatah frasa yang sudah tersusun rapi saja enggan untuk keluar. Kali ini, aku memlih diam, di antara sebilah rindu yang merdu menyahdu dalam kalbu. -Saladina
|
2 Komentar:
kiasan untuk sebuah rindu.
keren. >.<
jadi merindu seseorang yang jauh disana
Same with me :')
Posting Komentar